Sumber : Istimewa
Anda mau menikmati sedapnya bubur ayam Jakarta? Anda bisa pilih, lewat bubur ayam keliling pada pagi hari atau di tempat-tempat khusus. Namun, ada satu lorong, bukan di Pecenongan (kelas menengah) atau di rumah makan hotel (kelas atas), melainkan di sudut-sudut Jatinegara, Gondangdia, atau Jalan Sabang. Apa yang khas? Buburnya sendiri lezat dan gurih, dijual murah untuk ukuran Jakarta, dan berada di sepanjang jalan kaki lima. Di sini tukang-tukang ojek, sopir-sopir mikrolet, atau pegawai kelas menengah ke bawah menikmati bersama anak istrinya. Pemandangan ini menarik dan menunjukkan detak detak napas Kota Jakarta. Sudut kehidupan yang belum lama diberi predikat sektor informal ekonomi dan diberi nama kaki lima ini menegaskan bahwa Jakarta sama seperti kota-kota lain, yang sedang transisi dari kampung besar menjadi metropolis, tetap beresensi kehidupan kampung dengan segala nilai budaya, termasuk sisi peradaban makanannya. Ini mengingatkan akan substansi pembentuk Yoƒyakarta, yaitu susunan budaya dan masyarakat kampung yang menjadi rahim sekolahan hidup dan susu-susu pertumbuhan anak-anak luar Jawa yang kuliah dan tinggal di Yoƒya.