Dunia terus menghadapi risiko dan ketidakpastian. Menurut Warren Bennis dan Burt Nanus, dua orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan asal Amerika Serikat (AS), dunia digambarkan makin penuh dengan perubahan banyak yang sulit dikontrol, serta kebenaran atau realitas menjadi sangat subjektif. Perkembangan teknologi dan informasi menjadi salah satu pengaruh terbesar dari perubahan ini. Karena perubahan menjadi cepat, maka siklus ekonomi kurvanya makin pendek, dari semula 10 tahunan, 8 tahunan, 5 tahunan, dan sekarang tiap 3 tahunan, dan bisa jadi lebih pendek.
Di era yang penuh dengan volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA), setidaknya dalam satu dekade ke depan, faktor penyebab krisis di perusahaan makin banyak. Ketegangan geopolitik dan inflasi yang membuat likuiditas menjadi ketat hanya sebagian dari sederat daftar yang mengisi disrupsi eksternal. Ada sederet disrupsi lain yang harus direspons para pelaku bisnis, termasuk bankir, mulai dari perubahan iklim, kompetisi yang kian ketat, ketegangan geopolitik, pandemi, serangan siber, perubahan regulasi, fraud dari dalam maupun dari luar, hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).