Daya Anagata Nusantara (Danantara) dibentuk untuk memaksimalkan pengelolaan BUMN. Kinerja BUMN yang biru dengan perannya setengah dari PDB ini akan rela dilepas ke Danantara? Para direksi BUMN yang masuk kloter pertama Danantara mulai dag-dig-dug karena kursinya kembali panas. Ganti bos, ganti anak buah. Apa risiko besar Danantara? Bagaimana nasib Kementerian BUMN selanjutnya? Dan, apa batu sandungan Danantara di tengah tarik-menarik politik yang sama-sama kuat?
Satu -Satu bos BUMN sudah dipanggil ke kantor Danantara, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Ada nama Sunarso dan Catur B. Suharto (BRI), Ririek Adriansyah (Telkom), ada juga nama Darmawan Prasodjo (PLN). Tak ketinggalan para bos dari Bank Mandiri, Pertamina, MIND ID, dan BNI. Pemanggilan ini, kata Muliaman D. Hadad, Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), sifatnya perkenalan.
“Tidak ada hal-hal khusus. Komunikasi pendahuluan saja. Dan, kita sepakat untuk follow up proses ini sesegera mungkin dan mudah-mudahan dengan perkenalan itu bisa lebih efektif saja. Saya kira tidak ada hal-hal lain,” kata Muliaman kepada media, beberapa waktu lalu.