Tahun 2024 boleh dibilang sebagai tahun yang penuh dengan volatilitas bagi pasar saham. Tapi, investor yang berani berinvestasi justru ketika terjadi koreksi dalam dapat menikmati kinerja yang menarik.
ANALISIS saham tidak bisa didasarkan hanya pada kinerja masa lalu karena kondisi perekonomian terus berubah secara dinamis. Sebagai gambaran, di tahun ini, secara year to date (ytd) hingga 23 Januari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,1%. Motor penggeraknya adalah sektor keuangan, yang memiliki bobot hingga 40% dalam IHSG dan menguat hingga 2,4%. Hal ini dipicu oleh sentimen penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) dan potensi penurunan suku bunga The Fed.
Itu berkebalikan dengan kinerja sektor keuangan, terutama perbankan, tahun lalu, yang terkoreksi cukup dalam dipicu oleh mundurnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Tapi, bagi investor yang jeli, koreksi ini justru bisa menjadi peluang emas untuk berinvestasi jangka panjang di sektor ini.
Pascagempuran net-sell oleh asing, valuasi emiten perbankan menjadi lebih menarik. Investor dapat membeli saham dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan saat harga di puncaknya. Sebagai gambaran saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan memiliki kinerja fundamental yang masih sangat baik terkoreksi hingga 35% dari harga tertingginya di Maret 2024. Kondisi ini sangat jarang terjadi dan terakhir kali harga saham terjun seperti ini terjadi di Maret 2020 saat terjadi panic selling akibat pandemi.