Bankir Senior, Menteri Perhubungan 2014-2016, dan Menteri SDM 2016-2019.
Negara-Negara di dunia berada di ambang perang tarif besar-besaran. Kampanye perang tarif yang diproklamasikan Presiden Amerika Serika (AS), Donald Trump, dan berbagai kebijakan berbau proteksionisme membuat fenomena antitesis globalisasi pada ekonomi dunia makin nyata terlihat. Sejumlah pakar di dunia pun bertanya, mungkinkah globalisasi berakhir?
Globalisasi telah menjadi kenyataan dan tidak akan ada yang bisa membangun tembok untuk menghalanginya. Seperti dikatakan mantan Presiden AS, Barack Obama, “Globalization is a fact, because of technology, because of an integrated global supply chain, because of changes in transportation. And we’re not going to be able to build a wall around that.”
Globalisasi sendiri telah terjadi melalui proses panjang. Dimulai dari perdagangan antara Tiongkok dan India serta Arab pada abad ke-7 Masehi, penjelajahan bangsa Eropa ke benua lain mulai abad ke-15, munculnya revolusi industri di Inggris pada abad ke-18, hingga meletusnya Perang Dunia II yang melemahkan kolonial tapi melahirkan dua negara superpower baru. Satu, AS yang menganut sistem kebebasan pasar dan berbasis kapitalis. Dua, Uni Soviet yang menganut sistem ekonomi terpusat dan berbasis sosialis.