Industri BPR tengah menghadapi tekanan berat akibat gejolak ekonomi global dan domestik. Di lain sisi, regulasi yang makin ketat mempersempit ruang gerak BPR yang juga dibayangi oleh meningkatnya angka kredit bermasalah. Meski demikian, dengan penguatan manajemen risiko, digitalisasi, dan dukungan kebijakan yang akomodatif, BPR masih memiliki peluang untuk bertahan sebagai garda terdepan inklusi keuangan rakyat.
Sumber : Istimewa
INDUSTRI bank perekonomian rakyat (BPR) menghadapi tantangan berat di tengah gejolak ekonomi global dan domestik. BPR bagaikan perahu yang terombang-ambing di tengah samudra badai, berjuang menjaga keseimbangan di antara gelombang tekanan eksternal dan internal yang saling berkaitan, memengaruhi kinerja dan stabilitas sektor keuangan mikro ini, terutama di tengah ketidakpastian yang meningkat di pasar global.
Salah satu faktor eksternal yang memengaruhi adalah kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini telah menimbulkan efek domino terhadap aktivitas perdagangan global dan berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia, termasuk sektor industri dan ekspor.