Dibandingkan dengan negara yang telah dicapai dalam bidang ekonomi, maka pemerintah-pemerintah di Asean telah lebih cepat lagi meningkatkan suplai uang dan jasanya. Tentu saja, sebagai akibatnya terjadilah inflasi yang merugikan, yang tingkatnya berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Menurut teorinya, nilai tukar yang fleksibel seharusnya bisa mengisolir kecepatan inflasi negara-negara lainnya, sehingga berdasarkan sistem kurs mengambang yang berlaku kini, masing-masing anggota Asean seharusnya dapat memilih kecepatan inflasi apa saja yang diinginkannya.