Industri asuransi dan multifinance sedang menghadapi tekanan pasar akibat cuaca panas ekonomi makro yang terbakar inflasi, suku bunga yang tinggi, dan rupiah yang ambruk ke Rp16.427 per US$1. Hati-hati praktik bisnis yang tidak sehat akibat kerasnya kompetisi dan lesunya permintaan pasar. Seperti apa performa perusahaan perusahaan asuransi dan multifinance setelah reformasi pengawasan di IKNB menurut hasil “Rating 114 Asuransi dan 140 Multifinance 2024?” Asuransi dan multifinance mana yang mampu bertahan menghadapi musim kering 2024 hingga 2025?
Jalan Sudirman
Industri asuransi dan multifinance sedang menghadapi tekanan pasar akibat cuaca panas ekonomi makro yang terbakar inflasi, suku bunga yang tinggi, dan rupiah yang ambruk ke Rp16.427 per US$1. Hati-hati praktik bisnis yang tidak sehat akibat kerasnya kompetisi dan lesunya permintaan pasar. Seperti apa performa perusahaan perusahaan asuransi dan multifinance setelah reformasi pengawasan di IKNB menurut hasil “Rating 114 Asuransi dan 140 Multifinance 2024?” Asuransi dan multifinance mana yang mampu bertahan menghadapi musim kering 2024 hingga 2025?
INVESTOR dan pelaku usaha sedang ketarketir. Nilai tukar rupiah yang pada awal 2024 sebesar Rp15.390 per US$1, ambruk hingga Rp16.427 per US$1 (per 27 Juni 2024). Betul bahwa depresiasi nilai tukar rupiah tak lepas dari situasi global, terutama setelah The Federal Reserve (The Fed) batal menurunkan suku bunga acuannya tiga kali tahun ini. Namun, ada faktor fundamental domestik yang membuat rupiah menjadi mata uang yang fragile, yaitu defisit ganda (twin deficit). Beberapa analis menyebutkan depresiasi rupiah masih bisa berlanjut hingga Rp17.000 per US$1 karena volatilitas harga komoditas. Morgan Stanley pun telah menurunkan peringkat saham RI menjadi underweight, yang membuat sentimen makin negatif bagi investor.