Penulis Adalah Honorable Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Tulisan Ini Merupakan Pendapat Pribadi.
KEUANGAN berkelanjutan telah menjadi komitmen seluruh pelaku industri keuangan dunia, tidak terkecuali di kawasan ASEAN termasuk Indonesia. Kawasan ASEAN memiliki potensi yang cukup besar, misalnya untuk mengembangkan energi terbarukan berdasarkan geografi dan geologinya. International Energy Agency (IEA) memperkirakan peluang investasi energi terbarukan di ASEAN sampai dengan 2030 mencapai US$2,3 triliun-US$2,5 triliun. Tentunya perkiraan ini dapat berubah mengingat isu green finance makin menjadi fokus di semua negara di dunia.
Dengan PDB kolektif lebih dari US$2,5 triliun, ASEAN adalah salah satu kawasan ekonomi terbesar di dunia, dengan tenaga kerja lebih besar daripada Eropa atau Amerika Utara. Perkembangannya yang sukses selama beberapa dekade mendatang akan membawa manfaat bagi ratusan juta warga kawasan. Tentunya perkembangan tersebut harus berkelanjutan. Salah satu pertimbangannya antara lain masih banyak negara menghadapi kondisi lingkungan yang memburuk, mulai dari polusi udara hingga masalah kelangkaan air minum dan tanah yang terkontaminasi, dan hal itu telah menjadi perhatian utama di seluruh kawasan dan global. Dampak yang banyak diperkirakan adalah implikasinya bagi kesehatan masyarakat dan juga untuk produktivitas dan keberhasilan ekonomi.