MUDJI SUTRISNO SJ. Foto : Istimewa
ADA dua alasan ketika seorang teman saya mulai menghiasi rumahnya dengan akuarium. Yang pertama adalah alasan fungsional, yaitu untuk memperindah rumah, agar sepulang dari kerja dan terkena polusi udara Jakarta bisa segar kembali setelah memandang ikan hias dan air akuarium. Yang kedua, timbul dari keingintahuan psikologisnya. Apakah betul batin bisa ditenangkan dari hiruk pikuk kota yang membuat “stres” dengan memandangi ikan ikan di akuarium berenang? Seperti banyak akuarium sengaja dipasang di tempat-tempat biro konsultasi psikologi di luar negeri.
Akuarium besar pun sudah berada di rumah teman saya itu. Dengan riang, teman saya itu mulai menghayati ide-ide kreatifnya. Langsung saja akuarium dibersihkan lalu diisi dengan air ledeng PAM sampai dua pertiga penuh. Setelah itu, ikan-ikan koki yang cantik, yang baru dibawa dari sumbernya, langsung dimasukkan dan diceburkan ke dalam akuarium. Melesat riang ikan-ikan itu masuk ke air.
Nah, kurang apa, pikirnya, ikan memang hidup di air. Bila disediakan air di akuarium, pasti otomatis mereka akan hidup di situ.