Sejumlah tantangan ekonomi telah mendorong lonjakan pembiayaan mobil bekas. Ini menjadi darah segar bagi multifinance di tengah lesunya mobil baru. Jika skema lebih fleksibel dan suku bunga kompetitif, pasar ini berpotensi terus memelesat.
Sumber : Infobank
Pelemahan daya beli masyarakat, kenaikan pajak, dan tekanan ekonomi membuat penjualan mobil baru mengalami perlambatan. Namun, kondisi ini justru menciptakan peluang bagi industri pembiayaan mobil bekas untuk tumbuh lebih agresif.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, pembiayaan mobil bekas mengalami lonjakan signifikan. Pada 2023, total pembiayaan mobil bekas mencapai Rp78,13 triliun, meningkat 29,66% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp60,25 triliun. Tren ini terus berlanjut pada 2024. Hingga November, pembiayaan mobil bekas telah mencapai Rp87,09 triliun, naik 12,43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.