Ignasius Jonan Adalah Bankir Senior, Menteri Perhubungan 2014-2016, dan Menteri ESDM 2016-2019.
BANYAK orang ingin menjadi pemimpin. Ada yang atas dasar motif pribadi, seperti meraih kehormatan, popularitas, prestise, dan fasilitas. Ada juga yang didorong oleh keinginan untuk melakukan perbaikan dan memberikan manfaat bagi orang banyak. Karena kekua saan, kehormatan, dan privilese selalu mengiringi seorang pemim pin, boleh saja setiap orang ingin menjadi pemimpin. Tapi, menurut saya, pemimpin adalah sebuah kedudukan yang tidak boleh menjadi keinginan. Yang harus menjadi keinginan bagi orang yang ingin menjadi pemimpin adalah dia ingin berkontribusi dan berguna bagi orang lain.
Kekuasaan dan kewenangan yang diterimanya adalah agar bagaimana visinya bisa dieksekusi oleh anak buahnya dan valuesnya bisa dipegang teguh oleh seluruh jajarannya. Begitu juga dengan privilese yang didapatkan seorang pemimpin adalah untuk menunjang dia dalam membangun reputasi, trust, dan fokus mengutamakan kepentingan organisasi atau lembaga yang dipimpinnya.
Jadi, seseorang menerima kedudukan sebagai pemimpin bukan karena kekuasaan (power), melain kan karena kesediaan dan kebera nian mengambil tanggung jawab untuk memberi manfaat bagi orang banyak. Seperti kata Seth Berkley, epidemiologis medis Amerika Serikat, CEO GAVI Alliance, dan advokat global, “Leadership is not about power, it’s about responsibility.”