Di tengah pelemahan daya beli dan beban regulasi, industri asuransi umum dituntut mencari jalur pertumbuhan realistis. Pertumbuhan tahun depan kelihatannya masih akan single digit.
INDUSTRI asuransi umum Indonesia berada pada fase transisi yang penuh tantangan. Setelah sempat mencatat pertumbuhan premi pada 2020– 2023, kinerja industri justru tertekan pada 2024. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diolah Biro Riset Infobank (birI) mencatat, total aset naik menjadi Rp242,91 triliun. Namun, modal sendiri terkontraksi hingga 15,64%, dan industri merugi Rp11,83 triliun.
Paruh pertama 2025, terdapat secercah harapan. Aset industri naik 8,84% menjadi Rp257,23 triliun, laba kembali positif Rp8,88 triliun, dan premi bruto naik 5,64% menjadi Rp56,56 triliun. Meski positif, angka tersebut menunjukkan perlambatan dibanding periode sama tahun lalu.