BSI menargetkan masuk lima besar bank syariah global pada 2030 dengan strategi memperkuat ekosistem halal, mendorong digitalisasi transaksi, menggarap bisnis emas, hingga ekspansi internasional. Untuk mengejar aset Rp1.000 triliun, bank ini bakal mengupayakan dua cara.
BANK Syariah Indonesia (BSI) adalah bank syariah terbesar di Tanah Air sekaligus menempati posisi kelima di jajaran bank nasional. Sebagai lokomotif keuangan syariah, bank ini punya mimpi besar untuk tidak hanya memperkuat industri dalam negeri, tapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia. Dengan aset mencapai Rp395,73 triliun per Juli 2025, BSI kian menegaskan perannya sebagai pilar utama yang menghubungkan potensi pasar domestik dengan peluang global, sekaligus membawa keuangan syariah masuk ke arus utama perekonomian.
Lebih jauh, BSI menargetkan diri masuk lima besar bank syariah global pada 2030 melalui strategi berbasis tiga pilar utama: modern, andal, dan berkelanjutan. Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menekankan bahwa langkah besar itu akan ditempuh lewat penguatan ekosistem halal, percepatan transformasi digital, ekspansi ke pasar internasional, serta kemungkinan aksi korporasi untuk mempercepat pencapaian aset Rp1.000 triliun. Visi ini memper lihat kan bagaimana BSI bukan hanya ingin bertahan, tapi juga berlari cepat menuju panggung global, sekaligus membuktikan bahwa bank syariah Indonesia mampu sejajar dengan pemain utama dunia. Berikut wawancara Infobank dengan Anggoro, medio September lalu.