Segudang PR menumpuk, menanti berkah Danantara. Restrukturisasi dan konsolidasi menjadi agenda mendesak dalam upaya penyehatan BUMN. Ekspansi menggarap proyek-proyek strategis pemerintah menjadi peluang sekaligus tantangan, karena tetap ada risiko keuangan yang harus diseimbangkan.
TUGAS besar ada di tangan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) masih menanti berkah Danantara untuk menopang kinerja mereka. Lebih dari enam bulan setelah diluncurkan, program-program strategis lembaga ini memang belum begitu terasa. Harus diakui, Danantara pasti membutuhkan waktu. Apalagi, pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan untuk memperbaiki kondisi BUMN amat banyak.
Danantara sendiri menyebut ada 22 program strategis yang harus dituntaskan hingga akhir 2025. Secara garis besar, puluhan program itu masuk dalam tiga klaster, yaitu restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan yang ditujukan untuk mengoptimalkan portofolio perusahaan pelat merah.