PENULIS ADALAH BUDAYAWAN
KITA telah mengalami dua model di negara ini soal kepemimpinan. Satu, solidarity maker, seperti Bung Karno di awal merdeka sampai merdeka dengan pidato-pidatonya yang mampu menggelorakan semangat merdeka hingga menggalang persatuan massa untuk merdeka.
Dua, model administrator, pengatur organisasi dengan teliti seperti Bung Hatta yang mendampingi Bung Karno hingga 1957 sebagai “dwi tunggal” yang saling melengkapi. Contoh model itu terpatri di sejarah kita, yang kini ditambah dengan keren oleh jargon profesionalisme yang berarti “the right man/women in the right profession of place”. Tetapi, bukan hanya itu yang pokok. Yang penting lagi adalah hati yang tulus melayani. Artinya, melayani sesama (baca: anak buah) dengan hati yang bukan bertipe bos atau tuan.