Belum ada produk di keranjang belanja kamu

Indonesia Cari Deal yang Adil dengan Paman Sam

Kesepakatan tarif Indonesia-AS yang sempat dianggap deal ternyata masih perlu dinegosiasikan ulang. Dengan posisi ekonomi yang relatif kuat dan surplus dagang terhadap AS, langkah negosiasi ulang justru wajar agar tercapai keseimbangan kepentingan kedua negara tanpa bikin industri nasional kelimpungan.

Oleh Steven Widjaja

KESEPAKATAN dagang Indonesia-Amerika Serikat (AS), yang sempat dikira sudah beres, pada Juli lalu, ternyata masih menyisakan banyak ganjalan. Alih-alih tinggal jalan, kesepakatan itu justru kembali dibawa ke meja negosiasi karena Indonesia menilai sejumlah poin belum adil dan berpotensi membebani ekonomi nasional. Singkatnya, untuk urusan tarif ini belum bisa santai – tadinya dikira tinggal tanda tangan dan foto bersama.

Pada Juli 2025, Indonesia dan AS sepakat menurunkan tarif resiprokal AS terhadap produk Indonesia dari 32% menjadi 19%. Tapi, penurunan tarif sebesar 13% itu disertai kewajiban yang dinilai memberatkan Indonesia. Dalam kesepakatan itu, Indonesia diminta membebaskan seluruh produk impor AS dari bea masuk, juga membeli produk energi AS senilai US$15 miliar, produk pertanian US$4,5 miliar, serta 50 unit pesawat Boeing, mayoritas berbadan besar tipe Boeing 777.

Lanjut baca artikel

Rekomendasi Terbaik

Mulai Berlangganan
Premium Infobank Digital

  • Akses ke Semua Artikel dari Semua Edisi Majalah Infobank

  • Baca Artikel & Majalah Tanpa Iklan

  • Kemudahan Akses di Berbagai Perangkat Web & Mobile

MULAI LANGGANAN

Beli majalah
Infobank Edisi Januari 2026

Rp 65.000

BELI