Frekuensi insiden siber di sektor keuangan terus meningkat, seiring dengan makin terdigitalisasinya layanan finansial. Tanpa penanganan yang tepat, risiko kejahatan siber berpotensi meluas dan mengganggu stabilitas sektor keuangan secara keseluruhan.
Istimewa
ALARM darurat sektor keuangan untuk memperketat keamanan siber kembali menyala. Di pengujung 2025, publik dikejutkan oleh serangan siber yang menyasar rekening dana nasabah (RDN) milik sejumlah perusahaan sekuritas. Dana nasabah hilang dalam sekejap. Kepercayaan publik pun cedera.
Ini bukan kali pertama sektor keuangan menjadi sasaran serangan siber berskala besar. Pada titik ini, pelaku industri seharusnya sudah memahami bahwa sektor keuangan merupakan target empuk bagi para penjahat digital. Data Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, menunjukkan bahwa sepanjang 2024, pelaku bisnis di Indonesia, termasuk perbankan, menjadi salah satu sasaran utama serangan siber di kawasan Asia Tenggara.