Infobank Edisi Desember 1993
Sektor keuangan dan perbankan kembali bergairah. Tingkat suku bunga sudah memasuki kondisi normal. Juga, arus dana luar negeri akan deras memasuki industri keuangan. Akankah ekonomi negeri ini memanas lagi?
Sektor keuangan dan perbankan kembali bergairah. Tingkat suku bunga sudah memasuki kondisi normal. Juga, arus dana luar negeri akan deras memasuki industri keuangan. Akankah ekonomi negeri ini memanas lagi?
Paket deregulasi 29 Mei 1993 memberi isyarat makin mencairnya kredit perbankan. Secara matematis CAR, LDR, KUK tak lagi jadi batu sandungan. Kredit diproyeksikan akan mencair sekitar Rp 20 triliun sampai 23 triliun. Sektor mana saja yang bakal banjir kredit? Suku bunga dan hantu kredit macet tetap jadi momok
Para bankir kembali jor-joran kredit rumah. Bagaiman dengan kelangkaan dana jangka panjang untuk membiayai KPR? Bahaya laten inflasi karena spekulasi kredit menjadi momok kredit konsumtif. Akankah tragedi kredit macet terulang kembali pada 1994?
Setelah dunia perbankan gonjang-ganjing beberapa waktu lalu, aibat ulah segelintir bankir. Masyarakat pun mulai bertanya, sampai sejauh mana tanggung jawab bankir?
Nasib bank-bank nondevisa ditentukan oleh loyalitas nasabah. Soal CAR dan KUK tak menjadi batu sandungan. Inilah kekuatan dan kelemahan bank yang sering dipojokkan karena memasang suku bunga tinggi.
Trend wanita bekerja di bank makin marak. Pesatnya industri perbankan dewasa ini telah menggoda para wanita untuk berkarier di bank. Benarkah wanita hanya sebagai objek dalam perebutan dana?
Di tengah masih gundahnya perbankan nasional dan kondisi internal perbankan, tuntutan dan hambatan baru pun muncul. Bisakah bank berekspansi kredit dan menurunkan suku bunga?
Kerja di bank tak diminati lagi oleh pemburu kerja. Soal gaji ternyata tak sebanding dengan kerjanya. Selain, membuktikan borok perbankan nasional, banyak bank ternyata tak mengandalkan manusia sebagai aset yang sangat berarti. Bayangkan jika karyawan bank mogok kerja.
Banyak pertanyaan diajukan kepada institusi yang satu ini. Mulai dari tugas pokok, peran pengawasan sampai ke soal kebijakan. Bank Indonesia belakangan dinilai banyak kalangan kurang tegas dan terkesan menunggu. Bagaimana perilaku Bank Indonesia di bawah gubernur dan direksi baru?
Bank Internasional Indonesia (BII) mengukuhkan dirinya sebagai bank peraih laba terbesar. Mengapa bank keluarga milik konglomerat Eka Tjipta Widjaja ini menempatkan Kamardy Arief, mantan Dirut BRI sebagai preskom? Inilah ambisi dan suksesi di bank keluarga