Kenaikan PPN menjadi 12% berpotensi menekan volume pembiayaan kendaraan bermotor. BAF memilih strategi fleksibel dan mengeksplorasi peluang di pasar kendaraan bekas, untuk menjaga pertumbuhan.
Lynn Ramli, Presiden Direktur BAF
NAIKNYA PPN dari 11% menjadi 12% akan membawa tantangan bagi industri pembiayaan. Apalagi bagi perusahaan pembiayaan (multifinance) dengan portofolio besar di lini pembiayaan otomotif. Bussan Auto Finance (BAF), salah satu multifinance yang menggarap segmen otomotif, pun menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan kinerja. Dengan strategi yang fleksibel dan mengoptimalkan potensi peluang lain untuk memacu kinerja, BAF tetap optimistis menyambut 2025. Seperti apa peluang dan tantangan di 2025 di tengah tantangan kenaikan pajak? Berikut penjelasan Lynn Ramli, Presiden Direktur BAF, kepada Infobank, bulan lalu. Petikannya:
Bagaimana proyeksi BAF terhadap dampak kebijakan kenaikan PPN menjadi 12%?
Dalam jangka pendek, kami memproyeksikan dampak kenaikan PPN menjadi 12% akan sedikit menekan volume pembiayaan kendaraan, mengingat hampir 70% dari pangsa pasar perusahaan pembiayaan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri otomotif. Kebijakan ini tentu akan memengaruhi prospek pembiayaan kendaraan di masa depan. Selain itu, kenaikan PPN ini berpotensi meningkatkan biaya operasional perusahaan. Namun, seberapa besar dampak peningkatan biaya tersebut masih dalam kajian dan belum dapat ditentukan secara pasti.