Kelas menengah Indonesia menyusut 10 juta jiwa dilahap kenaikan harga, digerogoti cicilan utang, kebijakan yang membebani, hingga diporoti berbagai pajak. Karena jumlah dan daya beli kelas menengah yang longsor, pertumbuhan utang rumah tangga pada 2024 melambat di bawah 6%, lebih rendah daripada pertumbuhan 9% pada 2023. Biro Riset Infobank memprediksi, jumlah kelas menengah masih akan menyusut pada 2025 karena empat faktor. Industri perbankan harus mewaspadai utang mangkrak kelas menengah. Mengapa pemerintahan Joko Widodo yang dilanjutkan Prabowo Subianto tidak berpihak kepada kelas menengah?
Sejumlah menteri, dipimpin Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengumumkan paket kebijakan ekonomi termasuk naiknya PPN menjadi 12% di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024; menutup kebocoran keuangan negara.
Kalender 2025 telah dibuka. Hidup masyarakat bakal makin berat. Para pelaku bisnis pun ketar-ketir mengarungi Tahun Ular Kayu. Shio yang konon memendam sifat penuh introspeksi dan misteri. Sama misteriusnya dengan tahun 2025 yang penuh dengan ketidakjelasan dan ambigu. Pada skala global, prospek ekonomi berpotensi meredup karena perubahan lanskap geopolitik dan perekonomian dunia setelah Amerika Serikat (AS) kembali dipimpin Presiden Donald Trump. Trump sangat mungkin menerapkan tarif yang tinggi kepada negara-negara lain yang bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan Eropa dan menguatkan dolar AS (US$) yang akan menekan mata uang di seluruh dunia dan menarik pelarian modal dari emerging market.
Pada skala domestik, para pelaku usaha pun tersandera oleh ketidakjelasan prospek perekonomian nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.