Infobank Edisi Agustus 2006
Infobank Edisi Agustus 2006
Setelah sempat sukses di pasar konsumsi, perusahaan pembiayaan mulai terseok pada 2005. Kredit kendaraan menurun, meskipun pemain baru di industri bertambah
Setelah sempat sukses di pasar konsumsi, perusahaan pembiayaan mulai terseok pada 2005. Kredit kendaraan menurun, meskipun pemain baru di industri bertambah
Perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia, baik asuransi jiwa (life insurance) maupun asuransi umum (non-life insurance atau general insurance), berebut pasar yang makin sempit gara-gara kondisi makro-ekonomi yang tidak bersahabat
Persoalan perbankan tidak hanya melulu kredit macet. Pencapaian laba perbankan yang menurun membuat bank-bank mencari jalan lain agar banknya tetap meraih untung besar
Bank-bank kembali memangkas jumlah karyawannya. Ada yang karena alasan efisiensi, ada pula karena alasan perubahan strategi bisnis
Kinerja bank pada 2005 boleh terseok akibat kredit bermasalah. Tapi gejolak ekonomi makro yang membuat laba perbankan nasional merosot tak menyurutkan gairah bank untuk memanjakan nasabah
Pengurus bank-bank BUMN kembali gelisah dengan tuduhan "pasal hantu" yang berpotensi merugikan negara dan memperkaya orang
Kontrol pihak asing di perbankan nasional meningkat menjadi 48,51%, sedangkan pemerintah hanya 37,45%. Kebijakan kepemilikan tunggal (single presence policy) hampir pasti sulit dilakukan
Kredit perbankan diperkirakan melambat. Bank-bank dihantui kredit macet dan penurunan net interest margin (NIM). Bank-bank besar mulai stop kredit ke sektor korporat. Benarkah sektor konsumsi masih menjadi penyelamat perbankan?
Diberlakukannya risk-based capital (RBC) atau rasio kecukupan modal sebesar 120% per Desember 2004 akan mendorong banyak perusahaan asuransi terpaksa harus dicabut izin usahanya. Atau, memilih mencabut sendiri izin usahanya alias mengundurkan diri dari gelanggang bisnis perasuransian Indonesia.
Bl akan terus melakukan percepatan konsolidasi dengan tiga pola sekaligus, yaitu kawin suka sama suka (market driven), kawin paksa (directred), dan gabungan keduanya (heavy-handed). Bank-bank yang mempunyai modal kecil mulai gelisah ditelan anchor bank (bank jangkar) yang akan ditentukan Juni 2005. Harapannya, jangan sampai penentuan bank jangkar ini menggunakan pendekatan politis, seperti penentuan bank rekap di masa lalu. Kendati bank kecil mempunyai peran yang kecil, tapi tidak otomatis daya tahannya rentan.
Pelayanan prima atau service excellence erat kaitannya dengan pengelolaan suatu bank. Bank-bank dalam peer group-nya bersaing ketat dalam memberikan pelayanan prima kepada nasabahnya. Teknologi dan sumber daya manusia menjadi andalan bank-bank asing. Bank -bank domestik besar dan menengah berpacu meningkatkan pelayanan prima.
Loyalitas nasabah perbankan, khususnya nasabah kartu kredit dan tabungan, memang suatu hal yang perlu diperhitungkan. Ada nasabah yang sering komplain, tapi tetap setia menjadi nasabah suatu bank. Bagaimana sebenarnya cara mengukur loyalitas nasabah bank?