Infobank Edisi Khusus Desember 1997
Infobank Edisi Khusus Desember 1997
Gerak perekonomian Indonesia pada tahun depan diperkirakan akan melambat. Sampai kapan perlambatan tersebut akan berlangsung? Apa usaha-usaha pemerintah untuk mengatasinya?
Gerak perekonomian Indonesia pada tahun depan diperkirakan akan melambat. Sampai kapan perlambatan tersebut akan berlangsung? Apa usaha-usaha pemerintah untuk mengatasinya?
Bagaimana pertumbuhan modal disetor bank-bank devisa papan bawah, yang setahun lalu masih jauh dari Rp 50 Miliar? Bank mana saja yang rapor modalnya masih merah?
Banyak penerbit commercial paper berguguran. Sudah cukupkah peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia? Mengapa perusahaan penerbit yang memenuhi persyaratan enggan mempublikasikan keberadaannya?
Kepanikan nasabah dan kalangan perbankan ternyata menjadi pemicu utama timbulnya rush. Bagaimana bank mengatur siasat agar likuiditasnya tetap terjaga? Apakah bank-bank kecil yang paling merasakan kesulitan akibat uang ketat?
Bank Indonesia sudah cukup mengingatkan dan menyelamatkan bank. Tapi tetap saja masih ada 11 bank sekarat. Haruskah Bank Indonesia terus merawatnya? atau dibubarkan saja? Betulkah sebelum Undang-Undang perbankan lahir pemerintah pernah melikuidasi 50 bank?
Banyak konglomerat terkena rumor, termasuk Ciputra, yang diisukan masuk rumah sakit di Singapura. Apa kata Ciputra untuk menepis isu itu? Apakah munculnya beberapa isu belakangan ini merupakan indikasi banyaknya orang yang panik dengan kondisi sekarang?
Kematian 16 Bank telah meninggalkan luka bagi bank swasta. Sejumlah nasabah bank swasta gelisah akan keamanan uangnya. Bisakah bank swasta dipercaya? Cukup amankah menaruh uang di bank swasta? Itulah pertanyaan mendasar yang muncul dari para nasabah setelah pembredelan 16 bank. Apalagi bank skenario yang beredar di masyarakat -- lewat selebaran gelap -- tentang isu sejumlah bank swasta yang akan dicabut hak hidupnya.
Bank Indonesia (BI), selaku pembina dan pengawas bank-bank, nyatanya sampai saat ini masih memiliki 6 bank. Mengapa justru sebagian besar kinerja bank-bank milik BI itu buruk? Boleh jadi, tugas-tugas moneter sebuah bank sentral jauh lebih berhasil dibanding dengan BI selaku wasit bank-bank. Apa mau BI?
Bank Indonesia menyetop kredit untuk spekulasi tanah. Benarkah ini cara baru untuk menggembosi konglomerat yang ramai-ramai memborong tanah? Bagaimana bank-bank yang sudah telanjur memberikan kredit kepada pengembang?
Gaji, fasilitas, bonus, dan tunjangan yang diterima para bankir Indonesia ternyata memang fantastis. Kegembiraan para bankir ternyata diselimuti duka para karyawan bank yang bertitel klerek.
Isu merger antarbank pemerintah mengingatkan kembali tentang loyonya bank pelat merah. Benarkah cara merger cukup mujarab dan akan membukakan mata hati para pejabat yang suka mengganggu bank kelompok ini?
Di tengah isu kolusi di tubuh Bank Indonesia dan sakitnya sejumlah bank, diam-diam Bank Central Asia (BCA) menjadi bank paling besar di Indonesia. Bank milik Liem Sioe Liong ini sekaligus menekuk tiga bank pemerintah, yaitu BDN, BRI, dan Bank BNI. Mengapa bank-bank pemerintah tak lagi mampu berada di puncak tangga perbankan Indonesia? Padahal, untuk membendung serbuan bank-bank asing, Indonesia membutuhkan sejumlah bank besar?