Infobank Edisi Mei 1991
Infobank Edisi Mei 1991
Bank bakal menjadi komoditi yang gampang remuk. Badai deregulasi mulai memukul bisnis perbankan. Siapa menambah modal dan bank mana yang sempoyongan?
Bank bakal menjadi komoditi yang gampang remuk. Badai deregulasi mulai memukul bisnis perbankan. Siapa menambah modal dan bank mana yang sempoyongan?
Perang merebut dana masyarakat makin menjadi. Uang nasabah diburu habis-habisan. Bank tak berhenti merayu
Sudah menghadapi masalah berat (capital adequacy, uang ketat dan sumber daya manusia), bank-bank juga dituntut untuk meningkatkan kontribusinya dalam pengembangan usaha kecil. Mungkinkah bank melakukannya?
Sejumlah bank mulai kelibet likuiditas. Masyarakat makin perlu hati-hati dalam memilih bank. Mengapa bank hanya menggenjot kekayaan?
Mencari Bank Idola itu susah, tapi mencari nasabah ideal lebih rumit lagi. Nah, strategi apa yang harus dipakai untuk mengawinkan keduanya?
Meski suku bunga tinggi, toh kredit lewat bank sulit didapat. Bukan impian jika ada kredit tanpa bunga.
Bisnis bank memasuki tahun menentukan. Suku bunga tetap membandel. Padahal bankir kekenyangan likuiditas. Bankir sibuk berbenah diri akibat kredit macet. Janji besar Mooy, rupiah longgar tak terjadi di pasar perbankan.
Bank dihadang kredit macet. Hampir semua bankir berpikir agar tak tergelincir. Masa suram perbankan nasional.
Fungsi Bank Sentral makin tenggelam oleh Gebrakan Menkeu. Kendali moneter "diambil alih" Menteri Keuangan. Mengapa Bank Sentral dimandulkan.
Dana murah asal Kredit Likuiditas Bank Indonesia belakangan jadi rebutan. Peran KLBI selama 22 tahun sudah ikut membantu eknomi kecil, malah terdengar cerita sumbang di sana-sini
Bank negara memang yang membesarkan konglomerat. Mengapa harus menjadi persero yang memburu keuntungan semata?
Seribu satu macam persoalan yang dihadapi koperasi. Satu di antaranya adalah kering-kerontangnya permodalan. Apa yang harus dilakukan?