Infobank Edisi November 1988
Infobank Edisi November 1988
Wawancara khusus dengan Menteri Perindustrian Ir. Hartarto, arah kebijaksanaan industri repelita V
Wawancara khusus dengan Menteri Perindustrian Ir. Hartarto, arah kebijaksanaan industri repelita V
Masalah jangka pendek Indonesia masih tetap Neraca Pembayaran. Bagaimana mengamankannya (sekaligus juga menyelamatkan penerimaan APBN), jika harga minyak mendadak anjlog lagi ? Devaluasi lagi ? sebuah tantangan yang terasa dekat ? Devaluasi lagi? Sebuah tantangan yang terasa dekat, si saat likuiditas perbankan lagi ketat.
Untuk mencari dana murah dan tahan lama, agaknya tak perlu dirisaukan benar. Di pasar domestik, ada potensi yang bisa digerakkan ke arah itu. Trilyunan rupiah dana pensiun menanti undang-undang.
Bank, LKBB dan para pengusaha sekarang boleh tenang. Karena keluhan kesulitan dana selama ini tak perlu diragukan lagi. Sebab pemerintah lewat kebijakan 25 Oktober tahun lalu, telah melakukan deregulasi terhadap Swap yang sebelumnya dibatasi (dikenakan ceiling). Dengan demikian kesempatan untuk meminjam ke luar negeri akan lebih leluasa. Tapi persoalannya, apakah meminjam ke luar negeri, jauh lebih baik dari memanfaatkan dana rupiah?
Alam berubah, dunia berputar, pola ekonomi duniapun bergeser dari sektor perdagangan ke bidang jasa seirama dengan kemajuan teknologi. Yang paling merasakan perubahan tersebut adalah negara-negara berkembang yang umumnya kaya sumber daya alam tapi miskin sumber daya manusia, namun dampaknya dialami pula negara-negara maju. Sejauhmana kesiapan kita mengembangkan industri jasa, kenapa perbankan nampaknya masih melihat bidang ini "setengah hati"?
Beberapa pelaku dan pengamat sektor keuangan menyoroti, memuji dan mengeritik perjalanan sektor keuangan selama 41 tahun di Indonesia
Factoring merupakan salah satu jenis pembiayaan baru dengan cara penjualan tagihan piutang. Lembaga semacam ini sudah tersebar hampir di seluruh dunia dan banyak yang berhasil. Bagaimana kemungkinannya di Indonesia?
Infobank Edisi Desember 1987: Beternak uang di tambak udang, gejolak moneter internasional, bursa komoditi & ekspor nonmigas menurut Rachmat Saleh
Kredit-kredit kecil sudah bertebaran di sana sini. Tapi jumlahnya masih dipandang kecil. Mungkinkah lepas landas tanpa basis ekonomi bawah yang kuat? Tak ada pilihan lain, kredit- kredit kecil harus ditingkatkan sebagai sarana monetesisasi ekonomi kecil dan pedesaan.
Di tengah mengendornya gairah investasi dan loyonya pasar modal, berbagai pihak melontarkan pendapat tentang kemungkinan memperbolehkan berdirinya Venture Capital sebagai lembaga pembiayaan. Perkembangan Venture Capital di AS, Jepang , Korea Selatan dan belahan negara lainnya di satu sisi terlihat menggembirakan, namun di sisi lain juga banyak yang mengalami kegagalan. Lantas bagaimana di Indonesia?
Kata-kata ekspor non migas rasanya sudah terlalu sering hinggap ditelinga kita. Kata-kata itu semakin sering disebut sejak awal 1982, ketika harga minyak mulai turun dari 34 dollar AS/barel menjadi 28 dollar AS, hingga anjlok sampai 8 dollar AS/barrel pada Agustus 1986. Seringnya dikumandangkan ekspor non migas, sangat bisa dimengerti, karena pemerintah pada hakekatnya tidak ingin tergantung terus-menerus pada ekspor minyak yang pada suatu saat akan habis dan tingkat harganya pun sedang melemah.