Factoring merupakan salah satu jenis pembiayaan baru dengan cara penjualan tagihan piutang. Lembaga semacam ini sudah tersebar hampir di seluruh dunia dan banyak yang berhasil. Bagaimana kemungkinannya di Indonesia?
Infobank Edisi Desember 1987: Beternak uang di tambak udang, gejolak moneter internasional, bursa komoditi & ekspor nonmigas menurut Rachmat Saleh
Kredit-kredit kecil sudah bertebaran di sana sini. Tapi jumlahnya masih dipandang kecil. Mungkinkah lepas landas tanpa basis ekonomi bawah yang kuat? Tak ada pilihan lain, kredit- kredit kecil harus ditingkatkan sebagai sarana monetesisasi ekonomi kecil dan pedesaan.
Di tengah mengendornya gairah investasi dan loyonya pasar modal, berbagai pihak melontarkan pendapat tentang kemungkinan memperbolehkan berdirinya Venture Capital sebagai lembaga pembiayaan. Perkembangan Venture Capital di AS, Jepang , Korea Selatan dan belahan negara lainnya di satu sisi terlihat menggembirakan, namun di sisi lain juga banyak yang mengalami kegagalan. Lantas bagaimana di Indonesia?
Kata-kata ekspor non migas rasanya sudah terlalu sering hinggap ditelinga kita. Kata-kata itu semakin sering disebut sejak awal 1982, ketika harga minyak mulai turun dari 34 dollar AS/barel menjadi 28 dollar AS, hingga anjlok sampai 8 dollar AS/barrel pada Agustus 1986. Seringnya dikumandangkan ekspor non migas, sangat bisa dimengerti, karena pemerintah pada hakekatnya tidak ingin tergantung terus-menerus pada ekspor minyak yang pada suatu saat akan habis dan tingkat harganya pun sedang melemah.
Benarkah selama ini koperasi hidup manja karena berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah. Kini menurut Direktur Bank Indonesia fasilitas tersebut harus dikurangi. Siapkah koperasi kita yang tanggal 12 Juli 1987 ini genap berusia 40 tahun menghadapi pengurangan fasilitas tersebut?
Bank-bank kini mulai tergiur melirik "bisnis" pendidikan, dan terbukti pengembalian kredit dari lembaga pendidikan seperti STIE Perbanas, ASMI, dan lainnya lancar sekali, jauh berbeda dengan beberapa sektor industri lainnya. Selama ini lembaga pendidikan bebas pajak, kini menurut Dirjen Pajak, yang komersial bakal dikenakan pajak.
Pasar uang sekarang relatif stabil. Tapi perubahan struktural yang terjadi dianggap masih mengundang dilema : stabilitas pasar uang atau dunia usaha yang bergerak lancar. Mampukah, dalam suasana sulit dewasa ini SBI dan SBPU mendinamisir pasar uang sekunder?
Bank diharap membantu lebih banyak permodalan usaha koperasi. Tapi, banyak kredit koperasi yang macet. Citra koperasi jadi kehilangan pamor. Apa gerangan yang menjadi pengganjal?
Leasing di Indonesia menjelang dekade kedua, usaha leasing tidak murni lagi?, mencari konsep strategi marketing perbankan di masa resesi, selera: mengembara di dasar laut
lembaga jaminan kredit yang dikenal saat ini, rupanya sudah dianggap kurang sesuai dengan perkembangan keadaan. "Pola-pola baru", seperti: jaminan kredit berdasarkan hasil produksi, baik atas dasar proyeksi terhadap Debt Equity Ratio maupun Cash Flow dan yang kemudian dijamin resikonya oleh lembaga asuransi, dipandang lebih mampu untuk memperlancar roda ekonomi serta operasi perbankan dewasa ini. Tapi mampukah dunia asuransi mengemban tugas ini?